Pages

Tuesday, 22 April 2025

Menempa Diri Lewat Side Job

 

Kerja Sampingan Selama Kuliah: Menempa Diri Lewat Pengalaman di Laundry Pondok




    Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa bukanlah perkara mudah. Tuntutan akademik yang padat, biaya hidup yang terus meningkat, dan keinginan untuk mandiri secara finansial membuat banyak mahasiswa mencari kerja sampingan. Salah satu pekerjaan yang sering dipilih karena fleksibilitas waktu dan lingkungan yang tidak terlalu formal adalah bekerja di laundry pondok, terutama bagi mahasiswa yang tinggal di lingkungan pesantren atau kampus berbasis pondok pesantren. Meski terlihat sederhana, kerja sampingan ini memberikan banyak pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah.

    Saya sendiri juga mengalami masa-masa bekerja di laundry pondok pesantren sambil menjalani kuliah sejak menginjak semester pertama. Awalnya, saya lulus sekolah SMK di pondok saya, kemudian saya mendapat jatah mengabdi di pondok dan mendapat job di bidang laundry pondok. Namun, seiring waktu, saya hingga semester enam ini tetap berada di pondok dan menjalani sampingan laundry dengan enjoy. Alasan lain bukan hanya soal uang tambahan, tapi juga karena ingin belajar mengatur waktu dan mengasah tanggung jawab di luar kewajiban akademik.

    Bekerja di laundry pondok bukan sekadar mencuci pakaian. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan, mulai dari menerima dan mencatat cucian santri, memisahkan pakaian berdasarkan warna dan jenis kain, mencuci, mengeringkan, menyetrika, hingga mengemasnya kembali dengan rapi. Aktivitas ini membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan stamina yang cukup. Kesalahan kecil seperti salah memasukkan pakaian berwarna ke dalam cucian putih bisa berdampak besar. Dari situ saya belajar pentingnya kehati-hatian dalam bekerja, sesuatu yang juga sangat berguna dalam kegiatan akademik.

    Selain itu, bekerja di laundry mengajarkan saya tentang manajemen waktu. Sebagai mahasiswa, tentu saya memiliki jadwal kuliah, tugas-tugas yang menumpuk, dan kegiatan/acara pondok. Menyisihkan waktu beberapa jam sehari untuk bekerja di laundry memaksa saya untuk membuat jadwal harian yang disiplin. Saya belajar membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan istirahat. Awalnya berat, tapi lama-kelamaan saya bisa menyesuaikan diri. Bahkan, saya merasa lebih produktif karena waktu saya lebih terstruktur.

    Dari sisi sosial, bekerja di laundry pondok juga memperluas relasi saya. Saya tidak hanya berinteraksi dengan sesama mahasiswa, tetapi juga dengan para penghuni pondok dan staf pengelola. Lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan membuat saya merasa nyaman dan dihargai. Saya juga belajar cara berkomunikasi yang baik dengan santri atau wali kamar dalam menangani komplain, dan menjaga kepercayaan. Semua ini menjadi bekal penting untuk dunia kerja yang sesungguhnya di masa depan.

    Secara finansial, meski penghasilannya tidak besar, uang dari hasil kerja laundry cukup membantu untuk kebutuhan sehari-hari. Saya bisa membeli keperluan kuliah, membayar makan, atau sekadar menabung sedikit demi sedikit. Rasanya sangat menyenangkan ketika bisa membiayai diri sendiri tanpa harus selalu meminta kepada orang tua. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian yang semakin menguatkan mental saya sebagai mahasiswa.

    Tentu, tidak semua hal berjalan mulus. Ada kalanya saya merasa lelah, kewalahan dengan tugas kampus yang menumpuk, atau harus lembur karena banyaknya cucian. Namun, dari situ saya belajar menghadapi tekanan dan tetap bertahan. Saya menyadari bahwa kesuksesan tidak datang dari kenyamanan, melainkan dari perjuangan dan kesediaan untuk belajar dari pengalaman apa pun.

    Pada akhirnya, kerja sampingan di laundry pondok menjadi bagian penting dari perjalanan kuliah saya. Bukan hanya karena uang tambahan yang saya peroleh, tapi juga karena pelajaran hidup yang saya dapatkan. Saya belajar bekerja keras, mengatur waktu, berkomunikasi, dan bertanggung jawab. Semua itu membentuk karakter dan mental saya menjadi lebih tangguh.

    Bagi siapa pun yang sedang menjalani masa kuliah dan mempertimbangkan kerja sampingan, saya sangat menyarankan untuk mencoba pengalaman seperti ini. Jangan malu dengan pekerjaan apa pun selama itu halal dan memberi manfaat. Justru dari pekerjaan yang sederhana, kita bisa belajar banyak hal luar biasa. Karena sejatinya, kuliah bukan hanya soal nilai dan ijazah, tapi juga tentang bagaimana kita tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan siap menghadapi kehidupan nyata.


Nama    : Fina Ainurrohmah

NIM      : 23030220056

Kelas    : TBI-6B

No comments:

Post a Comment