Pages

Wednesday, 23 April 2025

Double Job, Double Impact

 Double Job, Double Impact: Cerita Gue Jadi Pendamping Tahfidz dan Tentor English!

Pernah ngerasa 24 jam itu nggak cukup? aku juga. Tapi ternyata, kalau kita bener-bener niat dan nikmatin prosesnya, waktu tuh bisa ‘ngikutin’. Ini cerita aku selama jadi mahasiswa, sambil kerja sampingan sebagai pendamping tahfidz di sekolah SMP dan juga tentor les privat bahasa Inggris. Capek? Jelas. Tapi worth it? 100% iya.

Hallo semuanya, perkenalkan nama aku Saffanah Zaiq Mutawally mahasiswa Universitas Islam Negeri Salatiga yang sekarang menduduki semester 6 dan aku mengambil jurusan Tadris Bahasa Inggris. Pasti banyak orang yang bertanya-tanya kenapa sih mau ngambil jurusan PENDIDIKAN? Dan yeahh, jawabannya cukup simple, karena dulu aku bingung mau ambil jurusan apa akhirnya orang tua menyarankan untuk mengambil jurusan ini. Jadi, bisa di bilang ini adalah keinginan orang tua ku? Walaupun begitu aku tidak pernah menyesal sudah masuk di jurusan ini, karena aku banyak belajar dari sini.

Dulu sempat terlintas di otakku ketika aku sudah lulus aku tidak ingin menjadi seorang guru walaupun jurusan yang aku ambil itu adalah pendidikan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu fikiran ku mulai terbuka tentang jurusan yang aku ambil ini. Di tengah lelahnya menjadi seorang mahsiswa yang banyak sekali tugasnya, aku pernah berfikir "walaupun besok aku tidak ingin menjadi seorang guru, tapi tidak menutup kemungkinan peluang untuk menjadi guru itu lebih besar karena jurusan ku itu dari pendidikan, kenapa tidak mencoba dari sekarang saja?", Dengan kata lain mencoba bagaimana caranya belajar dan mengajar menjadi guru yang baik. Karena menurut ku belajar itu bukan hanya di kampus saja tapi bisa dimana saja asal kita punya niat dan berusaha. Dan karena pemikiran inilah cerita 1001 side jobs ku dimulai.

Pada tahun 2023 awal aku sempat ditawarkan oleh kakak tingkat ku untuk menggantikan dia sebagai pendamping tahfidz di suatu instansi sekolah tingkat SMP, awalnya aku sempat ragu untuk menerima tawaran ini karena aku belum yakin sama diriku sendiri, tapi aku diyakinkan dan dibantu oleh kakak tingkat ku kalau pekerjaan ini tidak sesulit yang dibayangkan, dan akhirnya aku menerima tawaran terseebut. Disisi lain juga aku mulai belajar dan mencari-cari informasi bagaimana caranya menjadi pendamping tahfidz yang baik.

Jadwal aku menjadi pendamping tahfidz ini tidak setiap hari, seminggu hanya tiga kali pertemuan dan itu setiap hari selasa, rabu dan kamis. Satu kali pertemuan hanya 1 jam, dimulai dari jam 7-8 pagi. Awal-awal mengajar masih bingung dan beradaptasi dengan sekolah dan anak-anak, tapi seiring berjalannya waktu aku menjadi terbiasa dengan kerjaan ini. Aku jadi banyak belajar tentang menjadi seorang guru dengan cara terjun langsung ke lapangan menghadapi anak-anak. Konsep aku mengajar ini bukan mengajar seperti guru pada umumnya, pendamping tahfidz ini lebih ke mendengarkan mereka ketika setoran. 

Jadi, di sekolah tersebut ada program menghafal Al-Qur’an dan aku yang ditawarkan menjadi pendamping tahfidz hanya mendengarkan mereka ketika setoran hafalan saja. Pekerjaan ini menurut ku sangat cocok dengan background ku yang sebagai anak pondok dan juga menghafal Al-Qur’an sama seperti mereka. Jadi, ketika mulai mengajar mereka aku tidak terlalu kesulitan, hanya saja mungkin struggle nya pada anak-anaknya, yang dimana tidak setiap anak itu cara dan kecepatan mereka dalam menghafal sama, dan ini menjadi tugas dan tanggung jawab ku bagaimana caranya supaya membuat mereka bisa menyelesaikan target mereka tapi juga tidak membuat mereka terbebani dengan adanya program tersebut.

Seiring berjalannya waktu, aku jadi semakin ingin mencoba hal yang lain. Jadi, aku sempat kepikiran kira-kira pekerjaan apa yang bisa aku lakukan selain menghasilkan uang tapi juga sambil belajar. Suatu hari ketika aku melihat temanku menjadi seorang tentor les privat bahasa Inggris membuatku juga ingin seperti dia. Karena menurut ku itu sangat berhubungan dengan jurusan yang aku ambil saaat ini. Jadi, ketika aku sudah lulus dari sini aku tidak kaget dengan dunia pekerjaan yang diluar. Selanjutnya, aku mencari informasi dan bertanya-tanya ke teman yang  juga menjadi tentor les privat bahasa Inggris tersebut.

Dan setelah mendapatkan informasi tersebut aku bergabung disalah satu bimble di Salatiga yang dimana didalamnya terdapat banyak tentor lainnya yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Aku menjadi tentor les privat bahasa Inggris hanya di tingkat SD saja. Karena aku belum percaya diri kalau harus mengajar ke tingkat yang lebih tinggi. Hampir 1 tahun aku menjadi tentor les private bahasa Inggris dan aku pernah mempunyai anak di les privat ini lebih dari 5 orang. Jadi, kehidupan ku bisa dibilang cukup padat, karena setiap pagi aku harus menjadi pendamping tahfidz, siang nya belajar di kampus sebagai mahasiswa, sore nya aku menjadi tentor bahasa Inggris, malam nya aku menjadi santri di pondok. Terlihat sangat sibuk bukan? Tapi, aku sangat menikmati kesibukan ini dan menurut ku ini malah menjadi suatu tantangan bagiku sendiri bagaimana aku harus mengatur dan membagi waktu ku agar bisa seimbang antara kegiatan satu dengan yang lain nya. Dan ini lah caraku memanfaatkan waktu, peluang dan relasi yang aku punya untuk belajar dan menghasilkan uang di tengah-tengah sibuknya kuliah.

 

 

 

 

Nama: Saffanah Zaiq Mutawally

NIM: 23030220084

 

No comments:

Post a Comment